Inginku gapai bintang
Usai
berteleku di sejadah iman,
Kukuak jendela kamarku nan indah,
Kubiarkan seketika,wajahku dipupuk bayu,
Silirnya bagaikan mencengkam tulang temulang,
Fokus pandangku mengintai sesuatu,
Dibalik dedaun pohonan yang menghijau,
Aku mencari sesusuk tubuh gigih,
Yang setia berpagi-pagian mencari sesuap rezeki,
Kukuak jendela kamarku nan indah,
Kubiarkan seketika,wajahku dipupuk bayu,
Silirnya bagaikan mencengkam tulang temulang,
Fokus pandangku mengintai sesuatu,
Dibalik dedaun pohonan yang menghijau,
Aku mencari sesusuk tubuh gigih,
Yang setia berpagi-pagian mencari sesuap rezeki,
Aku mencari
sebatang arus hingar,
Yang saban hari setia berjasa,
Yang saban hari setia berjasa,
Aku mencari sesuatu yang dahulu jelas kulihat di jendela ini,
Kini hanya bunyi mengingatkanku,
Yang arus jasa itu,masih terus berjasa,
Hanya gerak kabur di celah dedaun itu memberitahuku,
Yang sesusuk gigih itu masih setia berkhidmat.
Ahh,ku sedar
sesuatu tentang pepohon menghijau itu,
Pohonan yang menghalang lihatku,
Pohonan yang menghalang lihatku,
Semakin hari
kian menjulang tinggi,
Kian bercambah
mendaki sigai impian,
Katanya padaku,”suatu hari akanku gapai awan”,
Katanya padaku,”suatu hari akanku gapai awan”,
Sekali lagi
aku tersentap,
Aku sedar
sesuatu tentang diriku,
Bukan mataku
yang kabur mengamati semua,
Tetapi hatiku yang buta menyelongkar makna
Tetapi hatiku yang buta menyelongkar makna
pada kanvas
lukisan alam,
Sedang aku masih disini,
Termenung
jauh di jendela ini,
Kubiarkan
kertas-kertas kosong tanpa tinta,
berserakan
dihembus nafas pagi,
Buku yang terkuak,masih dilembaran yang sama,tidak terusik.
Buku yang terkuak,masih dilembaran yang sama,tidak terusik.
Sampai bila
aku harus disini,tanpa sebarang tingkah
Sedangkan aku juga punya impian,
Memetik bintang bergelintangan di angkasa sana,
Sedangkan aku juga punya impian,
Memetik bintang bergelintangan di angkasa sana,
Sungguh
jaraknya semakin dekat,
andai aku
mula bertindak.
Tusimaza
11/12/14
Comments
Post a Comment